Minggu, 17 Januari 2010

Ruru Shop : A guide to Africa

Ceritanya berawal dari obrolan, sore itu saya dan beberapa teman bercerita

tentang sepakbola, mulai dari alasan kenapa Zinedine Zidane menanduk Marco

Materazzi, kekaguman kami pada prestasi tim nasional sepak bola Jamaika, Irak,

Trinidad dan Tobago, dan Korea Utara, Hendri Mulyadi, juga kenapa tim nasional Indonesia

tidak dilatih oleh Rahmad Darmawan, beberapa gagasan bagaimana tim nasional seharusnya

dibentuk, ada yang berpendapat faktor genetik merupakan alasan yang mengambil cukup

banyak porsi dalam formulasi tim nasional impian, kemudian faktor budaya, bagaimana

menari dan bermain sepak bola itu "11 - 12", dan pertanya kenapa tidak ada televisi yang

meyiarkan piala Afrika 2010, padahal menurut kami turnamen ini adalah miniatur piala

dunia yang akan diadakan di Afrika Selatan.

Ada beberapa fakta menarik kenapa kami berpendapat piala dunia kali ini adalah piala

dunia mini, piala dunia kali ini adalah yang pertama di benua Afrika dan sebuah

kesempatan perdana benua Afrika menghadirkan 6 tim terbaik mereka,.

Algeria, Kamerun, Pantai Gading, Ghana, Nigeria dan Afrika Selatan sebagai tuan rumah.

Melihat prestasi ke enam tim ini, mereka semua pernah tampil di piala dunia, dan

juga karena masing-masing tim memiliki pemain-pemain yang bermain di liga-liga benua

Eropa dan sering saya lihat di highlights maupun siaran langsung pertandingan liga

Champion dan UEFA.

Mereka adalah generasi emas dari masing-masing tim nasional.

Now the king told the boogie men
You have to let that raga drop
The oil down the desert way
Has been shakin' to the top
The sheik he drove his Cadillac
He went a' cruisin' down the ville
The muezzin was a' standing
On the radiator grille

Sharif don't like it
Rockin the casbah
Rock the casbah
Sharif don't like it
Rockin the Casbah
Rock the Casbah

By order of the prophet
We ban that boogie sound
Degenerate the faithful
With that crazy Casbah sound
But the Bedouin they brought out
The electric kettle drum
The local guitar picker
Got his guitar picking thumb
As soon as the sherif
Had cleared the square
They began to wail

Now over at the temple
Oh
! They really pack 'em in
The in crowd say it's cool
To dig this chanting thing
But as the wind changed direction
The temple band took five
The crowd caught a wiff
Of that crazy Casbah jive

The king called up his jet fighters
He said you better earn your pay
Drop your bombs between the minarets
Down the Casbah way

As soon as Sharif was
Chauffeured outta there
The jet pilots tuned to
The cockpit radio blare

As soon as Sharif was
Outta their hair
The jet pilots wailed

Sharif don't like it
Rock the casbah
(He thinks it's not kosher)
Rock the casbah
Sharif don't like it
Rock the Casbah
(Fundamentally he can't take it.)
Rock the Casbah
Sharif don't like it
Rock the Casbah
(You know he really hates it.)
Rock the Casbah

The Clash - Rock the Casbah


Algeria yang memiliki julukan Les Fennecs atau rubah padang pasir, adalah juara piala

afrika ke 17 di tahun 1990 ketika mereka juga menjadi tuan rumah dan kesempatan

perdana mengikuti kompetisi yang diikuti 32 negara Afrika, 16 Maret 1990 adalah hari

mereka menjadi juara untuk pertama kalinya ketika mereka mengalahkan Nigeria dengan

skor 1-0.


Algeria adalah salah satu negara dari benua Afrika yang memiliki tradisi kuat dalam

sepak bola, mereka mengikuti 2 kali kompetisi piala dunia, penampilan Algeria pertama

kali pada piala dunia ke 12 pada tahun 1982 di Spanyol, ketika itu Italia menjadi juara

dunia untuk ketiga kalinya, Italia menjadi juara dunia pertama kali ketika piala dunia

pertama kali juga diadakan di benua Eropa dimana Italia menjadi tuan rumah pada tahun

1934 mengalahkan Cekoslovakia 2-1 dan mempertahankannya pada piala dunia tahun

1938 di Prancis mengalahkan Hungaria 4-2 dan menyamai rekor tim nasional

Brazil yang terlebih dahulu menjadi juara dunia terbanyak, 1958 di Swedia, 1962 di

Chile, dan 1970 di Mexico.


Pada piala dunia 1982 di Spanyol, Algeria menjadi satu grup bersama Jerman Timur, Austria, dan Chile.

Pada tanggal 16 Juni 1982 tim nasional Algeria memulai debut internasionalnya melawan Jerman Timur,

pertandingan itu diadakan di stadion tertua di Spanyol, Estadio Municipal El Milinon, yang juga adalah kandang

dari klub Real Sporting de Gijón..


Disaksikan lebih dari 40.000 penonton, pada menit ke 54, pemain Algeria dengan nomer

punggung 11, Mustapha Rabah Madjer, membuat kiper Jerman Timur , Harald

Schumacher harus melanjutkan pertandingan dengan skor 1-0, menit ke 67 Karl-Heinz Rummenigge

menyamakan kedudukan menjadi 1-1, namun satu menit kemudian

Lakhdar Belloumi membuat Jerman Timur mengakhiri pertandingan perdana grup 2

dengan kemenangan Algeria.